Senin, 15 November 2010

Bangkit indonesia 2025

Semangat untuk bangkit dari keterpurukan harus ditanamkan diseluruh lapisan masyarakat dan semua kalangan, sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri,  nasionalisme, dan cinta tanah air. Kesemua itu merupakan modal dasar untuk perubahan. Bagaimana pun keadaannya negeri ini adalah bagian dari kehidupan kita yang semestinya disikapi dengan rasa syukur.

Langit kelam di bumi Indonesia pada beberapa tahun terakhir ini menyisakan kesengsaraan pada rakyat. Bukan saja bencana fisik yang dialami, juga bencana bathin yang sekarang mulai dirasakan. Beban hidup pun semakin sulit, ketika kenaikan harga bahan bakar minyak diikuti oleh naiknya harga kebutuhan pokok yang lain. Hal ini sangat dirasakan oleh rakyat Indonesia saat ini.

Kalau kita merenungi, apa yang sedang terjadi, semua itu adalah bagian dari pergerakan alam. Karena sudah tidak ada lagi  keselarasan antara bumi, lautan, pemimpin, dan rakyat. Sepertinya, negeri ini telah kehilangan wahyu ketentraman yang biasanya mengikuti perjalanan Sang Pemimpin. Wahyu ketentraman  bagi sebuah negeri adalah poros utama yang menyelaraskan arah antara bumi, lautan, pemimpin, dan rakyat.


Hilangnya wahyu tersebut menjadi malapetaka bagi sebuah negeri, seperti halnya kehilangan Pancer atau Komando. Sehingga, tidak ada arah yang dituju dan masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan suatu bencana. Bumi akan bergetar dan lautan akan mendidih, pemimpin tidak tahu arah dan rakyat cepat marah, semua merasa paling benar. Demikian yang akan terjadi ketika sebuah negeri kehilangan wahyu ketentraman.

Adapun yang memengaruhi hilangnya wahyu tersebut adalah rakyat atau negeri yang telah meninggalkan jatidirinya. Jatidiri bangsa merupakan pondasi utama yang dibangun oleh para leluhur sewaktu merintis berdirinya negeri ini. Sedangkan wahyu ketentraman itu sendiri berdiri tegak di atas jatidiri bangsa. Jatidiri bangsa adalah hati nurani atau Atining sejati.

Wahyu ketentraman akan kembali pada leluhur. Dimanapun tempat yang masih ada pengakuan terhadap nilai-nilai luhur, yang masih diakui dan dijaga kesakralannya, disitulah keberadaan wahyu ketentraman. Karena tidak bisa dipisahkan dari para leluhur sebagai perintis (cikal bakal) negeri ini. Kita harus menyadari bahwa ada kekuatan lain yang turut memengaruhi tatanan kehidupan baik bermasyarakat maupun bernegara yang menjadi simbol dari kekuatan Tuhan atau sebagai bentuk legitimasi Sang Pencipta.